|
Situs Berita Kristen PLewi.Net -Ranah Minang Terkoyak
|  |
Kamis, 01 Oktober 2009 00:00:00 Ranah Minang Terkoyak  Selebihnya cuma duka... dan Tuhan amat dirindu, berulang-ulang dipanggil, dermaga untuk
mengadu dan bermohon. Bumi kembali diguncang, petakakah? Tangismu sampai, dukamu melambai... (Isbedy Stiawan ZS, “Duka di
Tanahku” )
Ranah Minang berduka. Belum sebulan gempa mengobrak-abrik beberapa daerah di Jawa Barat, kini gempa
kembali mengoyak Sumatera Barat. Gempa dahsyat berkuatan 7,6 Skala Richter (SR) mengguncang daerah itu Rabu (30/9) sekitar
pukul 17.16 WIB.
Getaran gempa dirasakan seluruh wilayah di Pulau Sumatera bahkan hingga Johor Bahru, Malaysia dan
Singapura. Ribuan rumah hancur dan diperkirakan ratusan korban meninggal. Pusat gempa berada di 0,84 LS – 99,65 BT, kekuatan
gempa 7,6 SR dengan kedalaman 71 Km di 57 Km barat daya Pariaman. Hingga pukul 22.30 WIB malam tadi, korban tewas dilaporkan
75 orang di Kota Padang. Di Padang Pariaman sekitar 70 persen bangunan ambruk di dilaporkan lebih 130 orang
tewas.
Hanya, sejauh ini, dampak paling parah akibat gempa itu dilaporkan di dua daerah tersebut. Bahkan Kota Padang
yang juga ibu kota Sumatera Barat itu seperti sebuah kota yang terisolasi dari kota-kota lain di sekitarnya. Harian Padang
Ekspres (Riau Pos Group) bahkan sampai tak bisa terbit karena gedung kantor di Jalan Proklamasi miring hampir ambruk dan
sejumlah peralatan cetak di dalamnya rusak.
Kondisi serupa juga terlihat di pusat Kota Padang. Pertokoan, show room,
mobil, pusat perbelanjaan dan masjid rubuh. Di Jalan Veteran show room Suzuki rubuh, PT Capella Air Tawar dan Adira Quantum
juga rata dengan tanah. Begitu juga dengan show room Proton di Sutomo. Di Pusat bimbingan belajar Gamma belasan siswa terjebak
dan satu tewas dan satu siswa lainnya kakinya putus. Masjid Raya Muhammadiyah Simpang Haru juga rubuh. Begitu juga dengan
Masjid Babussalam di Jalan Sumatera Ulak Karang juga rubuh.
“Banyak bangunan hancur tak berbentuk. Ini gempa yang
lebih parah dari dua tahun lalu,’’ ujar Neng, karyawan sebuah show room di Kota Padang. Dia sempat berusaha lari ke arah kampus
Unand Limau Manis (14 Km dari pusat kota) untuk antisipasi tsunami usai gempa terjadi.
Sementara menurut penuturan
Dina (25), warga Kompleks Villa Bukit Berlindo Gunung Pangilun, kondisi di sekitar kompleksnya tak ada yang rusak parah. Hanya
beberapa rumah yang rusak ringan. Di Gunung Pangilun, menurutnya, gedung BRI Gunung Pangilun mengalami rusak parah. “Yang
lainnya, rumah warga yang berlantai dua juga banyak yang runtuh,” jelasnya.
Ketika gempa terjadi, Dina sedang berada
di Jl Veteran. Dia melihat beberapa bangunan rusak parah di sana, di antaranya bangunan Suzuki Motor yang ambruk. Kemudian, dia
berjalan ke arah Ujung Gurun yang tak jauh dari Veteran, dan dia melihat beberapa rumah ambruk, termasuk ada sebuah rumah yang
terbakar.
Dina juga berjalan keliling ke beberapa tempat, termasuk menyaksikan Hotel Ambacang dan KFC di Jl Bundo
Kanduang yang runtuh. “Saya tak melihat langsung, tapi Hotel Bumi Minang juga rusak, meski tak runtuh. Masyarakat panik sekali
di sini,” jelasnya ketika dihubungi Riau Pos malam tadi.
Sementara di Perumahan Ulu Gadut Indarung, beberapa rumah
di Blok C dan D rusak, namun tak ada korban jiwa, hanya beberapa yang luka ringan. “Memang ada warga Kompleks Ulu Gadut yang
tewas, tapi dia meninggal karena tertimpa bangunan tokonya di Pasar Raya,” jelas Liza, warga Blok B Ulu Gadut saat dihubungi
malam tadi.
Keponakan M Djuir, seorang dosen di Fakultas Sastra Unand ini juga mendengar kalau kampus Unand di Limau
Manis rusak. “Saya dengar Bangunan Fakultas Teknik dan Fakultas Peternakan rusak parah, tapi saya tak melihat langsung,” jelas
mahasiswi Jurusan Sosiologi Fisip Unand ini.
Dilaporkan Wali Kota Padang Fauzi Bahar hingga pukul 22.30 WIB, korban
meninggal sudah mencapai 75 orang dengan ratusan mengalami luka-luka. Selain itu, ribuan orang terjebak di reruntuhan bangunan
yang sebagian besar di Kota Padang sekitarnya. Stasiun televisi TV One melaporkan Rumah Sakit M Djamil sempat kehabisan kantung
mayat.
Bandara Internasional Minang Kabau hingga tadi malam masih ditutup dan disebutkan akan mulai beroperasi pagi
ini pukul 07.00 WIB. Pangkalan Udara Tabing tetap dibuka dan siap menerima penerbangan yang membawa bantuan. Dua rumah sakit
ambruk dan belum diketahui secara rinci kondisi pasien-pasien yang dirawat.
Hingga pukul 00.00 WIB malam tadi, api
yang membakar Pasar Raya Padang, persis di belakang Kantor Wali Kota Padang, belum bisa dipadamkan. Tim pemadam masih kesulitan
karena matinya listrik membuat suasana gelap-gulita. Tim Satkorlak Bencana Sumbar tidak mampu menjangkau semua daerah yang kena
bencana. Selain karena gelap-gulita, juga cakupan gempa yang luas tidak terkaver oleh kurangnya tenaga.
Kondisi yang
tak kalah memilukan terlihat di Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman. Sepanjang jalan menuju Padang banyak rumah yang rubuh
dan terhimpit. Kondisi ini bertambah memilukan dengan padam listrik serta hujan lebat. Sementara di Kampung Dalam Pariaman
kondisi rumah hancur dan tak bisa dihuni lagi. Saat gempa, warga lari ke bukit.
Kondisi parahnya gempa yang terjadi
di Padang Pariaman juga dikemukakan Riki (22), warga Kecamatan Tujuh Koto Sungai Sariak, Desa Bisati, Kampung Entang, Pariaman.
Menurutnya, seluruh rumah di desanya hancur dan rata dengan tanah. “Hancur semua, rata dengan tanah,’’ katanya.
Hal
yang sama juga dikemukakan Lin, di mana rumah orang tuanya di Sampan Pungguang Ladiang Kecamatan Pariaman Selatan, rata dengan
tanah. ‘’Rumah di kampung rata dengan tanah. Sederetan rumah kami juga demikian yang rata-rata semuanya hancur,’’ katanya
dengan raut muka yang masih merasa cemas karena masih belum mendapatkan informasi yang valid tentang keluarga
besarnya.
Rumah hancur dan hingga menyebabkan banyak keluarga mengalami luka-luka dikemukakan Egy Sandy yang tinggal
di Sikapak, Pariaman Utara. ‘’Rumah saya dan rumah tetangga semuanya hancur. Keluarga saya banyak luka-luka,’’ paparnya dengan
kesedihan yang mendalam.
Di Bukittinggi, ketika gempa terjadi, pasien di Rumah Sakit Ahmad Mohtar dan Rumah Sakit
Khusus Stroke, ketakutan dan berhamburan keluar. Pasien di Rumah Sakit Khusus Stroke kesulitan keluar karena banyak pasien yang
memang masih belum bisa berjalan. Di kota ini, hingga malam tadi belum diketahui berapa jumlah korban atau berapa bangunan yang
rusak.
Kondisi kawasan Kota Padang dan Kabupaten Pariaman hingga malam tadi masih mencekam. Aliran listrik dan
telepon sebagian besar terputus. Akses jalan darat menuju Padang-Pariaman putus akibat jalan banyak longsor sehingga kemacetan
total pun terjadi.
Instalasi PLN Padang Rusak
Gempa juga berakibat rusaknya kerusakan pada
instalasi PLN di Sumatera Barat. Manager Sumberdaya Mineral dan Humas PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Suwandi Siregar,
kepada Riau Pos malam tadi mengatakan, berdasarkan hasil monitoring tim PLN pukul 20.00 WIB di lokasi, diperoleh informasi
bahwa gempa mengakibatkan gardu induk yang menyuplai Kota Padang mengalami gangguan sehingga tidak bisa beroperasi dan
menyebabkan listrik di Kota Padang padam total.
Apalagi PLTA Singkarak sedang dalam pemulihan, PLTA Maninjau
beroperasi satu unit dan digunakan hanya untuk penerangan gardu induk. Selain itu PLTU Ombilin satu beroperasi normal satu
unit, gedung unit pengatur beban rubuh, sehingga pengaturan sistem dilakukan dari luar kantor dengan kondisi
darurat.
Suwandi menambahkan, kondisi ini diharapkan tidak mengganggu dan menambah frekuensi pemadaman bergilir
yang sedang berlangsung di Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, karena sampai saat sekarang PLN terus berupaya melalukan perbaikan
agar pengaruh yang dihasilkan dari gempa bumi yang terjadi di Sumbar ini tidak berlangsung lama.
Terkait dengan
kelistrikan untuk wilayah Sumatera Bagian Tengah Selatan (Sumbagtengsel) yang berpusat di Sumbar, Kepala Cabang PLN Wilayah
Riau-Kepri, Robert A Ritonang mengaku tidak ada kendala. Beberapa turbin yang ada di pembangkit listrik tidak terpengaruh
dengan gempa. Pasalnya keberadaannya jauh dari pusat gempa. Hanya saja sempat terjadi penurunan daya listrik yang disebabkan
empat turbin tidak beroperasi reguler.
‘’Gempa tidak membuat turbin rusak, hanya saja pembangkit tersebut keluar
dari sistem karena masih belum maksimal. Namun saat ini kondisi listrik kembali normal,’’ jelasnya kepada Riau Pos melalui
telepon selularnya.
Robert mengaku sudah mengirim Tim Pengerja Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) ke Padang untuk
membantu pemulihan listrik di Sumbar. Tim yang terdiri dari 12 orang dengan 3 mobil serta 1 kendaraan oprasional PDKB akan
menyisir intalasi sambungan jaringan interkoneksi Sumbagtengsel melalui jalur Riau.
‘’Kami hanya berharap kondisi
listrik tidak kembali mengalami kekurangan pasokan. Jadi, tim akan meyisir jaringan interkoneksi supaya tidak ada penguragan
daya listrik untuk provinsi lainnya,’’ jelasnya.
Kondisi beberapa kator PLN di sumbar mengalami kerusakan cukup
parah. Di antaranya, lahan disekitar Kantor PBPT mengalami longsor sedalam 1,5 meter, kantor wilayah Padang roboh di bagian
tengah bangunan, lalu bagian depan kantor Cabang PLN Padang juga roboh. Unit pelayanan transmisi PLN Padang juga mengalami
rusak.(JJ)
Sumber : http://www.riaupos.com/berita.php?act=full&id=3417&kat=3dilihat : 561 kali |
| |