|
Situs Berita Kristen PLewi.Net -Kepekaan Lewat Sepotong Roti
|  |
Kamis, 27 Desember 2007 00:00:00 Kepekaan Lewat Sepotong Roti Malam ini adalah malam Natal. Seisi rumah mulai sibuk
mempersiapkan segala sesuatu sejak pagi tadi. Begitu juga dengan aku. Sesudah misa malam Natal, biasanya kami sekeluarga
berkumpul untuk saling mengucapkan selamat Natal dan makan malam bersama.
Siang ini aku berencana untuk membeli dua
loyang kue kesukaan keluarga kami. Satu untuk keluarga orang tuaku dan satu lagi untuk keluarga suamiku.
Setelah
menentukan toko roti tempat kami akan membeli kue, kami segera berangkat ke tempat tujuan. Setibanya di toko kue, kami segera
memilih kue yang dimaksud. Karena belum sempat sarapan, suamiku memintaku untuk membelikannya roti isi. Satu bungkus plastik
berisi tiga buah roti dengan rasa yang berbeda.
Sesudah membayar semua belanjaan kami, segera kami menuju ke rumah
mertuaku untuk mengirimkan kue yang baru aku beli. Dalam perjalanan menuju rumah mertuaku, kami sempat tercegat oleh lampu
merah. Begitu aku mengerem mobil, tidak berapa lama kemudian seorang gadis kecil peminta-minta menghampiri kaca jendelaku.
Seperti pengemis lain, ia langsung menengadahkan tangannya memohon sekeping uang. Refleks aku langsung melambaikan tanganku,
menandakan menolak untuk memberi. Tanpa menunggu lebih lama, gadis kecil itu langsung meninggalkan mobilku.
Pada
saat yang bersamaan, suamiku memberikan roti terakhirnya kepadaku. Ia memintaku untuk memberikan roti terakhirnya kepada gadis
kecil tadi. Segera kubuka jendela mobil, dan setengah berteriak kupanggil gadis kecil tadi. Setelah mendekat, kuberikan roti
tadi sambil tersenyum. Gadis itu segera menerima roti dariku sambil mengucapkan terima kasih.
Sambil memegang roti
itu, gadis kecil segera berlari ke arah ibu-ibu berpakaian lusuh yang duduk di tepi jalan. Mungkin perempuan tua itu adalah
ibunya, begitu pikirku. Gadis kecil itu menyerahkan roti tadi kepada ibunya sambil menunjuk-nunjuk dan tertawa lebar, ke arah
mobilku. Begitu lampu hijau menyala, aku segera melajukan mobilku. Tepat saat mobilku melewati mereka, si ibu menganggukkan
kepalanya sambil tersenyum, begitu juga dengan gadis kecil itu. Tampak sukacita di wajah mereka. Sungguh, ucapan syukur yang
terungkap lewat segaris senyum yang tulus.
Aku baru menyadari, betapa berartinya pemberian yang kami pikir tidak
seberapa, tapi bagi mereka, roti itu mungkin adalah sesuatu yang membahagiakan mereka. Aku jadi teringat bahwa Yesus hadir
dalam diri orang-orang yang papa. Aku meyakini bahwa di malam Natal tahun ini, aku sungguh-sungguh telah melihat senyum Yesus
dari wajah gadis kecil dan ibu tadi. Terima kasih Tuhan, karena engkau telah membuat hatiku menjadi peka dengan orang di
sekitarku.
Penulis : Maria Goreti Yuanita P.dilihat : 530 kali |
| |