|
Situs Berita Kristen PLewi.Net -Permaisuri Lucifer
|  |
Kamis, 10 Juli 2008 00:00:00 Permaisuri Lucifer Kategori: Kesaksian – Pertobatan
Pada suatu hari, seorang paranormal, datang berkunjung ke rumah
Pak Bambang
Prasetyo, ayah Lala. Paranormal yang adalah tetangga Lala itu mengatakan
bahwa ada sesuatu yang khusus
pada Lala, kesaktian supranatural dari Kakek
Lala akan turun kepada Lala, anak ke-2 dari 2 bersaudara
itu.
"Ketika Paranormal itu meminta Lala untuk berpuasa, saya pikir itu bukanlah
sesuatu yang berbahaya buat
anak saya," ujar Pak Bambang, yang sebelum
menikah dengan Ibu Annie memeluk agama Islam. Lala pun mulai berpuasa.
Ia
menerima anjuran itu. Sang paranormal berkata bahwa ilmu yang Lala miliki
bisa digunakan untuk kebaikan dan
menolong banyak orang. Salah satunya
menyembuhkan orang sakit. Meskipun masih ragu, namun Lala
menurutinya.
Paranormal itu menasihatkan Lala untuk hidup jujur, jangan curang dan
berbuat tidak benar, sehingga Lala
semakin tertarik. Bahkan ia menyampaikan
pesan Kakek Lala supaya Lala rajin belajar. Lala juga percaya bahwa
itu
benar.
Kejadian Supranatural
Satu hari setelah berpuasa dan mengikuti ritual yang disarankan,
Lala bisa
melihat dan berbicara dengan arwah yang sudah mati. Arwah-arwah itu berwujud
manusia dan sering mendatangi
Lala sambil menitipkan pesan untuk keluarga
yang mereka tinggalkan. Salah satu arwah berpesan kepada anak-anaknya
supaya
mereka segera berkunjung ke kuburannya. Kemudian Lala menyampaikannya.
Suatu ketika, Lala menyadari
bahwa ia memiliki kemampuan untuk memindahkan
barang apa pun tanpa menyentuhnya. Cukup dengan berkonsentrasi maka
barang
tersebut akan bergerak ke mana pun Lala kehendaki. Bahkan orang sakit dapat
Lala
sembuhkan.
Memasuki tahun 2001, Lala bertemu dengan Sunan Gunung Jati dan Sunan Kali
Jaga. Ia bisa pindah ke
satu tempat ke tempat lain, muncul pada saat orang
lain tidak melihatnya. Setiap kali mengisi bensin di sebuah pom
bensin,
kasirnya selalu berkata bahwa Lala sudah membayarnya. Padahal Lala tidak
mengeluarkan uang sepeser pun.
Kejadian-kejadian itu membuat Lala semakin
disanjung oleh teman-temannya. Namun teman-teman Lala yang beragama
Kristen
tidak menunjukkan kekaguman kepada Lala, sehingga Lala merasakan suatu
kejanggalan.
Tamu
Misterius Datang Ke Dalam Kamar
Suatu hari, sepulangnya Lala dari kampus, ia melihat seorang laki-laki
berwajah
tampan sedang duduk di atas tempat tidurnya. Mukanya telihat halus
dan licin. Lala hendak memarahinya karena ia lancang
masuk ke dalam kamar,
namun mulut Lala tidak dapat mengeluarkan suara.
Laki-laki itu menatap Lala dengan
tatapan tajam lalu berkata, "Kamu adalah
pilihanku, dan kamu akan kujadikan permaisuri. Akan kuberikan
semua
fasilitas yang kamu butuhkan, rumah, uang, mobil dan harta yang melimpah,
sehingga kamu tidak merepotkan orang
tuamu lagi." Lala sempat terbuai dengan
tawaran itu. "Jika kamu menjadi permaisuriku maka kita berdua akan
membuat
Bandung berdarah," ucap laki-laki itu lagi. Lala mulai ketakutan dan sadar
bahwa laki-laki ini bukan manusia.
Mulutnya yang sempat terkunci tiba-tiba
bisa berbicara kembali.
"Saya tidak mau," jawab Lala. Wajah laki-laki
misterius itu berubah menjadi
tidak bersahabat, seperti penuh dengan amarah. Dalam sekejap mata tiba-tiba
ia
menghilang dari kamar Lala. Dan seiring kepergiannya, terasa guncangan
hebat dalam kamar Lala sehingga membuat seisi
kamarnya berantakan. Bahkan
orang tua Lala yang sedang berada di lantai atas ikut merasakan guncangan
tersebut.
Perasaan Lala mulai tidak karuan. Ia mulai merasa khawatir dan
bertanya dalam hati, apa yang sekiranya akan terjadi dalam
hidupnya setelah
kejadian ini.
Teror Akibat Dendam Amarah Lucifer
Lima hari berlalu dari
kejadian itu, ternyata belum terjadi apa-apa dalam
kehidupan Lala. Ia pergi ke kampus seperti biasanya. Ketika pulang
kuliah,
ia melihat keadaan di dalam mobilnya berantakan. Tiba-tiba saat ia hendak
masuk ke dalam mobil, pintu mobil
Lala tertutup sendiri dan terbanting keras
sehingga menjepit tangan Lala. Lala menjerit kesakitan namun tidak ada
satu
orang pun yang mendengarnya. Setelah cukup lama menahan sakit, barulah pintu
itu terbuka kembali dan Lala
dilarikan oleh satpam kampusnya ke rumah sakit
Bandung.
Keesokan harinya, di saat Lala sedang jalan-jalan
dengan teman-temannya,
sesuatu yang keras seperti memukul kepalanya. Teman-teman Lala tidak melihat
apa-apa, bahkan
menganggap Lala hanya bergurau. Sampai tiba-tiba wajah Lala
lebam dan terluka dengan sendirinya. Hanya Lala sendiri yang
merasakan
pukulan-pukulan itu. Seperti ada roh halus yang sedang menghajarnya.
Di dalam kelas, ketika Lala
sedang mengikuti pelajaran salah satu mata
kuliahnya, tiba-tiba tubuh Lala terlihat seperti ada yang menarik, dan
kursi
yang Lala duduki melayang ke atas udara. Seisi kelas merinding ketakutan dan
bingung dibuatnya. Teman-teman
Lala mulai panik melihat kejadian itu. Dan
untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang kembali, mulai di
hari
selanjutnya mereka mengadakan doa bersama sebelum kuliah dimulai. "Kehidupan
saya tidak tenang karena 'mereka'
selalu mengganggu saya," ujar Lala.
Gangguan belum berakhir. Sewaktu makan, Lala tidak bisa memasukkan
makanan
yang ada di sendok ke dalam mulutnya. Ketika ia mencoba dengan garpu, garpu
itu melesak ke dalam mulutnya dan
menusuk ke lidah. Teman-temannya berusaha
membantu Lala menarik garpu itu, namun tidak berhasil. Darah mulai
mengalir
dari dalam mulut Lala. Akibat dari kejadian itu Lala tidak bisa makan selama
satu minggu, badannya mulai
terlihat kurus sehingga ia harus dilarikan ke
rumah sakit untuk mendapatkan perawatan khusus.
Sesampainya di
rumah sakit, jarum infus yang hendak dimasukkan ke pembuluh
darah Lala sulit untuk dimasukkan. Dokter yang bertugas
semakin dibuat heran
ketika muncul tanda seperti simbol 'X' berwarna merah di dahi Lala. Simbol
itu seperti luka
yang kering. Bahkan beberapa waktu kemudian muncul tulisan
'SATAN' di tubuh Lala. "Saya dipermalukan sekali oleh
Lucifer," ujar Lala.
Teror demi teror terus berdatangan. Semakin hari semakin aneh dan
mengerikan. Tiba pada
puncaknya ketika Lala sedang masuk ke dalam kamar
mandi, ia menghilang seketika. Teman-temannya sempat terbelalak
ketika
mereka melihat kamar mandi dalam keadaan kosong. Karena sebelumnya mereka
sempat melihat dengan jelas Lala
masuk ke dalam situ. Akhirnya disebarkan
berita kalau Lala hilang. Seorang petugas polisi menemukan Lala
sedang
berdiri di pinggir jalan. Kejadian itu terulang kembali pada hari
berikutnya. Lala menghilang dan ia tiba-tiba
sudah berada di pegunungan
Ciwidey.
Suatu hari Lala melihat sosok iblis keluar masuk dalam tubuhnya.
Perlahan
penglihatannya mulai memudar dan semua yang dilihat Lala seperti buram. Pada
akhirnya Lala tidak dapat
melihat sama sekali. Semua serba gelap. Beberapa
menit kemudian sebuah tangan yang besar terasa seperti mencekik leher
Lala.
Dan Lala menjadi bisu seketika itu juga. Di saat yang bersamaan, kaki Lala
juga lumpuh. Kejadian itu terjadi
pada bulan April 2002. Tidak sampai di
situ saja. Iblis juga menyumbat pikiran Lala sehingga Lala menjadi amnesia
dan
tidak mengenali satu orang pun yang ada di dekatnya. Stres yang hebat
mulai Lala alami. Ia merasa tidak memiliki
pengharapan. Nilai-nilainya
hancur dan teman-temannya satu per satu mulai pergi menjauhi
dirinya.
Pencobaan Bunuh Diri
Lima hari sudah Lala lewati dalam keadaan buta, bisu, lumpuh dan
tidak
mengenali suara-suara yang ia dengar. Pilihan yang terlintas dalam pikiran
Lala hanya ada 2; menyerahkan diri
kepada iblis atau bunuh diri. Karena
sudah tidak kuat menahan penderitaan tersebut, Lala memutuskan untuk bunuh
diri.
Ia mencoba meraba-raba seisi kamarnya untuk mencari barang yang tajam
supaya dapat menikam lehernya sendiri dan menghabisi
nyawanya. Tetapi niat
itu batal ketika seseorang masuk ke dalam kamarnya dan menggenggam tangan
Lala. Orang itu
menuliskan sesuatu di atas tangan Lala, "Ini mama." Dan lagi
ia menuliskan sebuah kalimat, "Segala sesuatu indah pada
waktu-Nya. Yesus
sayang sama Lala." Hingga akhirnya Lala menemukan pilihan yang ke-3, yaitu
menerima
Yesus.
Mujizat Kesembuhan Terjadi Saat Pelepasan
Sementara itu, selain kedua orang tua Lala, ada
banyak orang berdoa untuk
Lala. Karyawan Maranatha di bagian pembukuan juga ikut berpuasa untuk Lala,
bahkan mereka
berdoa selama berjam-jam. Mereka berdoa agar Tuhan segera
menolong dan mengasihani Lala. "Saya melihat suatu keindahan
yang Tuhan
perlihatkan. Rumah kami menjadi rumah doa," ucap Pak Bambang dengan wajah
berseri-seri ketika memberikan
kesaksian. Kebahagiaan terpancar dari mimik
wajahnya yang tenang ketika ia mengingat kembali kejadian itu.
Akhirnya
mujizat kesembuhan terjadi. Doa orang benar besar kuasanya. Lala bisa
mendengar dan berbicara lagi, meskipun
ia belum bisa melihat.
Lala mulai ikut bernyanyi memuji dan menyembah Tuhan bersama teman-temannya.
Dan secara
ajaib perlahan-lahan warna hitam yang menutupi penglihatannya
mulai berubah menjadi warna-warni. Lala bisa melihat
kembali. "Saya mulai
mengamati bahwa pujian dan penyembahan ada kuasa. Tuhan bertahta di atas
puji-pujian, " ujar
Lala.
Kejadian Aneh Muncul Kembali
Beberapa hari kemudian, ketika sedang berada di dalam mobil
bersama kedua
orang tua dan pamannya, Lala tiba-tiba menghilang. Kejadian itu membuat
mereka menjadi ngeri dan panik,
karena Lala tidak lagi berada bersama
mereka. Sedangkan Lala sendiri tiba-tiba sudah berada di dalam sebuah
rumah
besar yang aneh. Beberapa anak muda menyapa kehadiran Lala. Lala tidak dapat
menggerakkan anggota tubuhnya.
Kuasa iblis seperti sedang menguasainya. Lalu
datang seseorang memasuki ruangan, seorang laki-laki yang dahulu
pernah
berada di dalam kamar Lala. "Mungkin kamu lupa sama saya, tapi hari ini kamu
akan saya jadikan permaisuriku, "
ucap laki-laki itu. Dalam keadaan tidak
berdaya, iblis membawa Lala ke pelaminannya. Anak-anak muda yang berada
di
dalam ruangan tersebut membaca sebuah mantera sambil mengiringi perjalanan
Lala.
Lala dibawa oleh
laki-laki itu dan diposisikan di sebelah dia sambil
dirangkulnya. Semua orang yang ada di depan Lala memakai baju hitam,
dan
mereka terlihat sedang memakan daging mentah. Darah segar muncrat dari mulut
mereka - mengotori lantai ruangan.
Mulut mereka berlumuran darah. Lalu
setelah itu anak-anak muda yang berada di dalam ruangan saling
berhubungan
seks.
Laki-laki misterius yang membawa Lala mulai berusaha menjamah tubuh Lala.
Kemudian Lala
melihat wajahnya berubah menjadi panjang. Tiba-tiba terbesit
dalam pikiran Lala sebuah ajakan untuk menyebut nama Yesus.
Lala pun
berusaha berkata dalam hati, "Yesus tolong saya, walau saya lupa tentang Kau
tapi saya tahu Kau mau menolong
saya, Yesus tolong saya."
Akhirnya ketika mata Lala berkedip, ia sudah berada di tempat lain lagi.
Terlihat
banyak angkot-angkot lewat. Lala sedang berada di pinggir jalan. Ia
tidak tahu mau pulang ke mana. Walaupun dalam keadaan
bingung, namun Lala
bersukacita. Ia meneriakkan nama Yesus sehingga orang-orang
memperhatikannya.
Lala
masih tidak tahu harus pulang ke mana. Ia kembali berseru kepada Yesus.
Untuk pertama kali dalam hidupnya, Lala mendengar
suara Tuhan yang lembut,
"Anak-Ku, orang tuamu sekarang ada di Gereja Sidang Jemaat Allah, di Jalan
Sudirman.
Ketahuilah Aku senantiasa menyertai kamu."
Tuhan Yesus Mendatangi Lala
Setibanya di gereja itu,
Lala bertemu kembali dengan pamannya. Mereka naik
ke atas gedung gereja dan melihat kedua orang tua Lala sedang berdoa.
Ibu
Annie Prasetyo, ibu Lala, segera memeluk Lala sambil mengucapkan syukur dan
terima kasih kepada
Yesus.
Lalu mereka semua turun ke bawah. Saat itu Lala merasa sudah sangat putus
asa, dan berkata kepada ibunya
bahwa ia mau mati saja. Ibu Annie mencoba
menenangkan Lala. Dalam keadaan letih yang luar biasa tiba-tiba Lala
melihat
Yesus hadir di hadapannya. Mata Lala menatap lurus ke suatu titik.
Orang-orang di sekeliling Lala mulai
menengking-nengking , karena mereka
berpikir Lala kembali didatangi oleh roh jahat. Namun Lala tetap tenang.
Yesus
mendekati Lala dan berkata, "Anak-Ku, Aku mengasihi engkau." Dia lalu
membuka tangan-Nya dan mengajak Lala untuk berdoa,
"Bapa Kami yang di
sorga..." Lala mengikutinya dan semua orang menangis.
Tak lama kemudian perut Lala
dipelintir oleh iblis dan dipukul. Lala
menjerit kesakitan. Tangan kiri Lala tetap dipegang oleh Tuhan.
Suasana
menjadi gaduh, namun Lala sempat mendengar suara Yesus, "Percayakah Kau
kepadaku?" Lala menjawab, "Saya mau
percaya asalkan saya sembuh dulu!"
Hingga akhirnya Lala tidak sadarkan diri. Lau ia dibawa ke ruang doa.
Peristiwa
yang menggemparkan terjadi. Dalam keadaan tidak sadarkan diri,
keluar suara lemah dari mulut Lala, "Ya Yesus, Engkau Anak
Allah Yang Maha
Tinggi. Engkau adalah Mesias yang sudah mengalahkan saya 2000 tahun yang
lalu. Ampuni kami Tuhan."
Setelah terbatuk keras, Lala mulai sadar. Tuhan
Yesus kembali bertanya kepada Lala pertanyaan yang sama, dan Lala
segera
menjawabnya, "Saya percaya Tuhan!" Tangan Tuhan menjamah wajah Lala dan
seketika itu ingatan Lala mulai pulih.
Ia dapat mengenali semua orang yang
ada di ruangan tersebut. "Maukah Engkau memikul salib bersama-Ku?" tanya
Yesus
lagi. "Ya, saya mau!" jawab Lala dengan tegas. "Sampai maranatha,"
ucap Yesus sebelum Ia pergi
berlalu.
Kehidupan Lala dipulihkan dan diubah menjadi baru. Pak Bambang dan Ibu Annie
kini mulai terlibat aktif
dalam pelayanan. Mereka percaya, bahwa segala
sesuatu terjadi untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi
Tuhan.
(Kisah ini telah ditayangkan 23 Juli 2007 dalam acara Solusi di SCTV).
Sumber
Kesaksian : Melanie Prasetyo
Artikel Lain:
- Dari Pengikut Setan Menjadi Pengikut
Tuhan
- Mimpi Tentang 666.
Dikutip dari milis Elia's Stories
dilihat : 766 kali |
| |